Seperti tema kali ini saya akan menceritakan tentang persahabatan, persahabatan antara si Ye dan Sin. Sin adalah seorang gadis yang sangat ceria di kampungnya, dia sangat manis, tidak terlalu tinggi dan banyak sekali para pria yang mengaguminya, sedangkan Ye adalah seorang pria berdarah keturunan arab, sangat tampan, dengan perawakan tinggi dan kulitnya yang bersih. Mereka dipertemukan di sekolah yang sama. Sebut saja SMA Harta Orang Tua. Mereka berkenalan dengan tidak sengaja, ketika mereka kelas 1 SMA. Saat itu Sin sedang menemui temannya Fey dan Chen yang ternyata satu kelas dengan Ye. Ketika itu Fey dan Chen tidak berada dikelas, mereka sedang mengantar buku - buku milik guru kimia mereka ke ruang guru. Saat itu Sin bertanya pada Ye yang kebetulan sedang sibuk berkutat dengan tugas kimia yang diberikan gurunya.
"Emmmppp, sorry ganggu. Kamu lihat Fey dan Chen?"
Ye mengangkat wajahnya, diperhatikanlah wajah Sin dengan seksama. Lalu ia menggelengkan kepalanya.
Sin yang kebingungan berpikir seolah mencari - cari tempat dipikirannya kemana teman - temannya pergi.
"Oh gitu, ya udah deh, makasih ya"
Ketika Sin akan pergi tiba- tiba Ye menarik tangannya. Sin dengan heran berbelik dan bertanya.
"Kenapa?"
"Empp, kamu Sin ya? kenalin aku Ye"
"Oh, iya salam kenal" Sin menjabat tangan Ye dan memberikan senyum manisnya. Kemudian berlalu.
Keesokan harinya Sin kembali ke kelas Ye, dimana dia bisa bertemu dengan kedua sahabatnya. Hal ini memang rutin Sin lakukan, berhubung di antara mereka bertiga hanya Sin yang di tempatkan di kelas favorite berisi anak - anak dengan tingkat kecerdasan sedikit tinggi dibanding kelas yang lain. Dan hanya diwaktu istirahatlah mereka bisa bertemu. Terkadang Sin menumpang makan bareng, mengerjakan tugas dan kadang hanya sekedar ikut bercerita saja di kelas itu. dan kali ini Sin diminta sahabatnya itu untuk mengerjakan tugas kimia yang diberikan pak guru kemarin.
"Sin, ajarin kami. kami gak terlalu paham tentang teori - teori atomnya sama konfigurasi elektronnya gitu" ujar Chen.
"Iya kemarin bapaknya agak cepet ngejelasinnya" Fey membenarkan.
"Oke siap, mana buku tugas kalian? tapi ini menurut sepemahaman aku ya, kalau salah jangan salahin aku..."
"Ya kami salahin lah" Fey melempar guyonan.
Mereka bertiga tertawa, kemudian Chen dan Fey mengeluarkan catatan tugas mereka.
Ye melihat mereka dan memberanikan diri untuk mendekat.
"Kalian bahas kimia? aku boleh gabung?"
Chen dan Fey segera meng-iyakan, sedang Sin hanya mengikuti saja sebab tugas dia hanya membantu menjelaskan.
"Oh, yang ini dari teori aja kita bisa tahu, kan pertanyaannya hanya disuruh menjelaskan kekurangan tiap teori atom, mulai dari milik dalton, Thompson,Rutherford dan Niels Bohr, gitu. Coba lihat di buku paket nya, kalo nggak salah sih halaman 22, iya nggak? coba dibuka..." Sin menjelaskan dan membantu mencarikan jawabannya.
"Nah, kalo nomor yang ini kalian mesti paham dulu awalnya, jadi kan persebaran elektron di dalan kulitnya itu dinamakan konfigurasi, nah nanti kulit atom yang pertama yang paling dekat dengan inti atom di kasih lambang K, kulit kedua diberi lambang L, kulit ketiga M, dan gitu seterusnya. Terus jumlah maksimum elektron yang memenuhi kulitnya itu harus mengikuti rumus 2n kuadrat, dengan n menyatakan nomor kulitnya.....dan bla...bla....bla...."
Mereka berempat sangat serius dalam belajar, begitulah awal mereka berempat semakin dekat. Saling mengejar nilai satu sama lain. Mereka berempat bersaing nilai, memperebutkan juara satu diantara mereka. Hadiah yang akan mereka raih mungkin tidak seberapa, terkadang hadiah tersebut berupa ditraktir makanan anak yang kalah, menerima kado dari yang kalah, berlibur gratis dan terkadang mendapat kue, sangat sederhana, namun hal tersebut terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar mereka satu sama lain. Waktu istirahat yang mereka punya terkadang mereka gunakan untuk belajar, saling bercerita dan tertawa, bahkan saling merebut makanan.
Selang beberapa tahun kemudian, ujian menanti mereka, mereka sedikit terpisah. Beberapa harus mengikuti bimbingan belajar instan, katakanlah nama bimbel ternama itu dengan julukan Elektron. Fey Chen dan Ye mereka masuk dalam kelas yang sama sedangkan Sin kembali ditempatkan dikelas yang berbeda, entah kenapa. Dan hal tersebut membuat mereka saling membuat jarak tanpa disengaja.
Tiba saatnya waktu ujian, mereka berempat bisa bertemu dan saling mendoakan satu sama lain. Setelahnya, mereka tidak pernah lagi bertemu. hingga waktu pesta perpisahan dimulai.
Ketika pesta perpisahan tersebut dimulai, Sin hanya bisa bertemu dengan Fey dan Chen, mereka terlarut dalam kebahagiaan mereka, berfoto bersama dan kembali bercerita satu sama lain. Sin sempat maju ketika namanya dipanggil sebagai siswi dengan 10 besar peringkat nilai tertinggi di sekolahnya.
Pesta belum usai, dan Sin segera harus pulang, mempersiapkan barang untuk segera pindah.
"Fey, Chen, aku harus pergi siap - siap. Yah, ternyata untungnya aku bisa keterima di Univestas ternama di Jawa Tengah ya..."
"Loh, tapi kan kamu belum sempet ketemu sama Ye" Ucap Chen.
"Emp, aku titip salam aja ya sama dia, aku sudah di jemput, miss you my girls..." mereka berpelukan dan Sin segera pergi.
Di waktu yang sama ketika Sin beranjak dari tempat duduknya, Ye ternyata berada di dekatnya membawakan seikat bunga merah dan ucapan selamat untuknya, namun ketika dia mendengar kabar Sin akan segera pergi dan hanya menitipkan salam saja untuknya, Ye mengurungkan niatnya, ia hanya sanggup melihat Sin pergi dari hadapannya.
Beberapa tahun berlalu, dan Sin tetap berkomunikasi dengan Ye melalui jejaring sosial, bahkan SMS.
meskipun SIn tidak pernah membalas, dan hanya menanggapi Ye alakadarnya. Jurusan kedokteran memang tidak mudah untuk Sin, dia hanya ingin fokus pada belajarnya. Sering sekali Ye mengirim pesan penuh perhatian, Seperti Jangan lupa makan, jangan kecapean, istirahat gihh nanti kamu sakit, selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat tidur, dan bla...bla...bla...
Dan lagi Sin hanya melihatnya lalu tersenyum, terkadang ia membalas, Iya terimakasih atau siap pak boss. Selebihnya tidak pernah ada, dan Ye sangat telaten mengirimkannya terus, berulang selama beberapa tahun.
Kini Sin berada di semester 6, ketika dia berulang tahun dia mendapat pesan singkat di pagi hari.
"Tempatmu dimana, Sin? Aku di Jogja loh..."
Sin terheran melihat pesannya seakan tak percaya.
"Aku dikos, kamu becanda?
"Nggak, aku serius, ini aku lagi di stasiun, aku bingung harus kemana, aku gak pernah kesini"
Sin mengabaikan pesan itu, dia tidak percaya. kemudian dia segera bergegas menuju kampus.
Saat sore datang dia baru melihat HP-nya dan kaget dengan SMS dan telpon yang banyak sekali dari Ye.
"Kamu serius ada di Jogja?"
"Akhirnya kamu balas sms juga, iya aku di jogja, aku tunggu kamu di mall malioboro ya"
Dengan sedikit heran, Sin akhirnya berangkat menuju mall tersebut.
Betapa terkejutnya ia melihat Ye datang membawa kue ulang tahun dan bingkisan kecil.
"Selamat ulang tahun, Sin. Aku gak tahu tempatmu jadi aku putusin kesini aja, dan maaf aku gak bisa kasih apa - apa buatmu..." Ye menyerahkan hadiah dan kue-nya.
Dengan berkaca - kaca Sin meniup lilin ulang tahunnya yang ke 21.
"Kamu tunggu aku dari tadi pagi?" Sin bertanya.
"Buatku nunggu dsini selama 14 jam nggak akan kerasa asal kamu datang. sekarang kamu buka kadonya"
Sin membuka kado kecil yang terbungkus warna pink dengan pita merah. Dia kembali terkejut melihat sebuah cincin manis.
"Ye, kamu mau aku....." ucapan Sin terhenti.
"Aku tahu bukan saatnya aku untuk mengajak kamu menikah diusia kita yang sekarang, tapi aku hanya pengen kamu tahu, aku serius, aku selalu perhatikan kamu sejak kamu sering main ke kelasku, aku senang saat pertama kali kamu ajarin aku kimia, dan aku gak tau sejak kapan rasa ini muncul. menurutmu, kenapa hingga saat ini aku gak pernah pacaran dan kalian sering mengejekku kalo aku hanya tertarik sama pria? ya karena aku hanya pengen kamu. Aku gak berharap kamu bakal nerima aku, yang penting selama 5 tahun aku pendam rasa ini sama kamu, aku akhirnya bisa ungkapin juga, yah mungkin ini juga dorongan dari Fey dan Chen juga, mereka disana yang terus memaksaku agar aku bisa bilang, sampai akhirnya aku memberanikan diri dsini, untukmu..."
Sin seakan kehabisan kata - kata.
"Ye, aku hargai semua usaha kamu selama ini, tapi maaf aku gak bisa terima...."
"Kamu tolak aku?"
"Sepertinya begitu...." kata Sin.
Dengan wajah kecewa, Ye memaksakan diri untuk tersenyum.
"Sudah aku duga, aku kan bukan tipe kamu ya? hahaha" Ujar Ye.
Sin merasa tidak enak. namun kemudian Ye kembali bercerita.
"Ya sudahlah, paling tidak aku tahu jawabannya sekarang, daripada aku menunggu lebih lama lagi. Setidaknya kamu tahu aku sayang kamu. Gak usah merasa tidak enak, aku hanya merasa lebih lega rasanya, walaupun agak terasa berat, tapi tidak apa-apa. sukses buatmu ya, jangan lupa makan, jangan lupa istirahat dan jaga diri baik - baik, aku pulang ya..."
Ye mengelus kepala Sin, dan Sin tidak sanggup menahan air matanya.
"Maaf, Ye..."
"Syyuuuttt... Sudah gak apa -apa. aku pergi ya..."
"Kamu nggak marah kan? kamu gak akan benci aku dan ngilang kan?" tanya Sin.
"Haha, apa sih kamu, yang namanya Sahabat itu harusnya gak akan pergi, kan? bye Sin..."
Setelah itu Ye pamit untuk pulang, dan Sin pulang dengan membawa kue dari Ye.
Masa wisuda tiba, Sin meraih gelar cum laude di kampusnya, dia sangat puas akan pencapaiannya itu, dalam kebahagiaannya dia teringat sesuatu, dia sadar sekali setahun terakhir, Ye tidak pernah menghubunginya, apakan dia marah atau kesal, dia tidak tahu, hanya saja Ye tiba - tiba menghilang dari hidupnya. Chen dan Fey mereka hadir di wisudanya, akan tetapi mengapa Ye lagi - lagi tidak ada?
Akhirnya usai wisuda, Sin memutuskan untuk pulang dan berkunjung ke rumah Ye.
Disana Sin bertemu dengan Mama nya Ye, Yun. Mama Yun sangat baik, dulu dia Fey dan Chen sering bermain bersama disini sepulang sekolah, entah itu belajar gitar belajar bermain game dan belajar pelajaran sekolah. Saat bertemu dengan mama Yun, dia langsung memeluk tubuh Sin, mengungkapkan rasa rindunya selama ini. Sin bertanya dimana Ye, mama nya hanya berkata Ye tidak berada di rumah. Mama Yun mempersilahkan Sin duduk dan pergi membuatkan Sin minuman. Sin berkeliling rumah dan masuk kamar Ye, dia menyaksikan banyak sekali fotonya di dinding, di sana adapula tempelan kertas bertuliskan "ini hari perpisahan kita, bunga ini untukmu, jadi tiap liat bunga kamu inget masa indah kita selama SMA", memang bunga mawarnya tak ada lagi, namun tulisannya tetap ada. Selain itu banyak sekali tulisan, "Selamat ulang tahun, Sin" dan semua hanya tertempel manis di dinding bersama foto - foto kenangan mereka bersama.
Diantara rumitnya foto dan tulisan, Sin melihat tulisan "Maaf, Sin. Aku lancang menyayangimu"
Sin merasa terharu melihat semuanya
Kemudian Mama Yun masuk kamar dan menyerahkan segelas coklat dingin untuk Sin.
"Ini minumnya, sayang. Ye bilang kamu suka sekali coklat dingin"
Sin tersenyum menerima minuman itu.
"Terima kasih, Mama Yun"
"Ye, masih lama perginya, Ma?" tanya Sin setelah menyeruput minumannya.
Mama Yun hanya terdiam, matanya memerah dan menitikkan airmata.
Sin kebingungan.
"Mama Yun kenapa?
"Ye.... hiks...hiks.... Ye..."
"Iya, Ye kenapa,Ma?" Sin semakin panik.
"Ye, udah meninggal sayang....." Mama Yun memeluk kencang Sin.
Bagai petir di siang bolong menyambar Sin, dia terpaku, diam tak bergeming. Airmatanya jatuh.
"Kapan, Ma?" tanya Sin datar menahan isak tangisnya.
"hikss....hiksss.. setahun lalu, Nak. Beberapa bulan setelah dia pulang dari tempatmu, dia sering mengeluh semakin cepat lelah, sering pingsan saat di rumah. Mama Yun yakin, mungkin Ye sudah tidak sanggup lagi bertahan dengan penyakit jantungnya, papanya juga dulu meninggal akibat sakit jantung, dan ketika dia lahir mama tahu dia ada kelainan di jantungnya, tapi mama berusaha bawa dia terus berobat, tapi akhirnya Ye.... Mama tahu, Ye lelah.... maafin mama nak, mama egois pengen terus ada Ye disini temani mama.... hiks hiks.... " mama Yun melepas pelukannya pada Sin dan mengambil frame foto Ye, mengelusnya dan kembali menangisinya. Sin tidak sanggup lagi menahan air matanya, Sin menangis sejadi - jadinya. Diraihnya kedua tangan Mama Yun, diciuminya tangan itu.
"Mama Yun,.... hiks,.. hiks... Sin mau minta maaf selama ini Sin gak tahu tentang ini. Sin benar - benar sangat menyesal tidak pernah bisa memberikan yang terbaik untuk Ye. Sin tahu, Sin salah banyak sama Ye, maafin Sin Mama... maafin...hiksss...hiks..."
Mama Yun menangis memeluk Sin.
"Sudahlah Sin, tidak usah meminta maaf. dengan kedatangan kamu kesini mama yakin Ye pasti tersenyum bahagia, maafin Ye ya jika dia banyak salah sama kamu..." Mama Yun mengelus rambut SIn, membuat dia tak bisa berhenti menangis.
"Maafin, Sin, Maa... Maaf..." Dalam tangisnya dia sangat menyesali betapa ia tidak pernah menganggap Ye ada selama ini untuk mencintainya, betapa egoisnya dia mementingkan dirinya sendiri dan tidak pernah memberikan perhatian pada Ye yang justru sangat membutuhkan perhatiannya. Kini ia me-recall semua perhatiannya Ye padanya, dimana Ye selalu khawatir tentang kesehatannya, akan tetapi dia hanya mengacuhkannya, dan kini Sin merasa sangat bersalah. Sin terlarut dalam kesedihan dan airmatanya.
Segalanya berubah setelah itu, dan demi sahabatnya itu, Sin berjanji akan menolong setiap orang yang terkena masalah Jantung, baik dengan promosi kesehatan atau rutin memeriksa keadaan pasiennya. semua dia lakukan untuk menebus segala salahnya pada Ye. Dia bertekad akan membantu mereka sembuh. Hal yang tidak bisa ia lakukan untuk Ye.
"Ye, sahabat itu seharusnya tak akan pergi, bukan? Lalu kemana sekarang kamu pergi? kamu tahu aku rindu kamu.... Kamu lihat aku sekarang? dengan aku seperti inipun kamu tidak akan bisa kembali, tapi kamu tahu, sahabat itu memang tak kan pergi, kamu selalu disini, dihatiku, selamanya...."
.gif)
